Tulisan
ini tidak bagus, penulis hanya seseorang yang ingin menuangkan ceritanya dalam
bentuk tulisan, tanpa tujuan.
Saya bukan anak yang berlatar belakang keluarga yang
agamis, orangtua saya bukan seperti mereka yang memaksa anaknya untuk berhijab
dll, mereka orangtua yang mendukung setiap tindakan yang dilakukan anaknya.
Hanya satu larangan yang benar-benar mereka tekankan “ Jangan mengikuti
oraganisasi yang tidak jelas”, dan “maaf”.
Perjalananku dimulai semasa kuliah bersama ukhuwah
yang insyaallah tetap terjalin hingga jannah. “Mengapa Hijrah?” bahkan dulu saya
adalah orang yang memandang aneh wanita berhijab panjang “Panatik!!” tapi
anehnya saya merasa kagum pada mereka yang bisa menjaga diri dengan menutup
aurat, menundukkan pandangan, mengerjakan ibadah wajib dan sunnah, tidak melakukan
zinah, dll, Wauuuu mereka perhiasan
dunia yang tetap bersinar di tengah lumpur. Betapa hebatnya mereka dizaman
manusia yang banyak mengejar “dunia” dan mereka dengan teguhnya berada di
barisan orang yang mencari ridha allah (Masyaallah).
“ Kalau semester satu jilbabnya satu lapis, semester
dua ya dua lapis, gitu terus sampe 7 lapis ” saya masih ingat dengan
perkataanku dulu tahun 2013. Betapa bodohnya hamba dimasalalu, bangga karena
tidak tau, merasa aman karena banyak yang serupa, merasa pintar padahal tidak
mengetahui apa-apa, fasik (astaghfirullah). Kalian wanita shaliha yang hebat
ukh, tetap istiqomah di jalan allah, semoga kita di satukan dalam ukhuwah yang
baik dan diridhai allah, maaf atas perasangka yang tidak sampai kau dengar.
“Mengapa Hijrah??” jawabannya “Paksaan dari seseorang”.
Inilah mengapa allah menciptakan oranglain didunia “Allah tidak akan
mempertrmukan seseorang tanpa tujuan, entah dia yang akan berubah menjadi lebih
baik setelah bertemu kita, atau kita yang akan berubah setelah bertemu mereka”
dan allhamdulillah allah mempertemukanku dengan orang baik yang tetap
menggenggam tanganku hingga saat ini, semakin dieratkan dari waktu kewaktu.
Iya, mereka temaan-temanku yang tak pernah lelah mengajakku berhijrah “wah kamu
lebih cocok pake jilbab panjang, kaya model” begitu kata mereka, dorongan yang
agak lebay :D. “tapi gimana? Aku gapunya jilbab panjang” alasan untuk
menghindar, lalu salah satu teman mengingatkan “Dulu lo yang bilang, kalau udah
niat ya semua diusahakan, kalau ga dari sekarang kapan lagi” rasanya seperti di
tusuk jarum.
Dan satu hal lagi yang membuatku ingin berubah, namanya
“DIA” haha, Sebut saja “Dia”, dia adalah orang yang sempat aku kagumi, kenapa??
Sedikit cerita, dia adalah orang yang belum pernah kutemui, kami satu
universitas, hanya beda jurusan, beda prodi, beda daerah tapi kami sama-sama
orang jawa, sama-sama suka kucing, sama-sama suka bercanda, dan entah bisa
sama-sama nyaman. Dia dulu selalu membangunkan untuk sholat subuh, mengingatkan
sholat, berpuasa sunnah dan lain-lain yang membuatnya kusebut “baik”, wah sudah
seperti alrm hidup.“Kalau aku pingin dapat orang baik, aku harus jadi baik”
dulu itu yang aku fikirkan dan itu salahsatu motivasiku berhijrah. Dan intinya
“Dia motivasi yang salah!”
Tahun demi tahun berlalu, aneh rasanya hijrah ini
begitu nyaman dan saangat nyaman, ternyata lebih sulit memulai dibanding
menjalankan. Sholat, ibadah sunnah, mengaji, membatasi diri, menutup aurat,
semua itu mudah dijalankan ketika kita sudah memulai. Apa yang kutakutkan saat
berhijrah? Aku takut belum bisa menjadi orang baik, tidak menjalankan ibadah
dengan tekun, masih ingin bergaya seperti perempuan-perempuan lain, masih
memiliki rasa suka dengan lawan jenis, masih berkata yang menyakiti hati, dll
banyak sekali ketakukan yang terlintas difikiran. Dan ternyata Hijrah itu
sangat ajaib, ia bisa menjadi batasan dan motivasi untuk orang yang
mengejarnya, Hijrah mendekatkan kita pada segala sesuatu yang baik, selama
jalan hijrah kita memang lurus kearah yang allah ridhai.
Ketakutan dimasalalu ternyata bukan suatu yang perlu
di pusingkan, setelah berhijrah secara otomatis kita akan membatasi diri untuk
melakukan hal yang tidak sesuai dengan aturan allah. Hijrah is Magic!
“Pintar
adalah orang yang memikirkan hanya sampai dunia, dan cerdas adalah mereka yang
memikirkan hingga akhirat” masyaallah, hamba hanya seorang manusia yang berasal
dari saripati tanah yang ingin mencari ridhamu, mohon bantu hamba
mengistiqomahkan diri ya Allah.
Sama, saya juga pernah melakukan sesuatu yang hanya
saya sendiri yang tau “ ga ada yang tau kalau saya tadi salah, gapapalah salah,
nanti juga bisa di ulangin lagi” itu sifat buruk yang Alhamdulillah sedikit
demi sedikit dapat dikurangi, dengan cara mengingatkan diri “ Jangan jadi orang
fasik, allah maha melihat, jangan menjadi orang jahil, jangan menjadi orang
yang teledor, allah tidak menyukai”. Usaha, usaha, usaha!.
Bagaimana dengan hijrahku saat ini? Allhamdulillah
allah maha dari segalanya, pengatur sekenario terbaik serta kuasa untuk
membolak-balikkan hati seseorang. Selalu berperasangka baik dan bersyukur atas
kehendak allah. Doaku saat itu “Ya allah jika memang dia yang terbaik maka
jodohkanlah, jika tidak maka jauhkanlah dan tolong jaga hati hamba untuk tidak
merasakan sakit”, allhamdulillah allah memberikan jawaban, DIA yang menjadi
motivasiku ternyata orang yang tidak menerima hijrahku, bahkan aku berusaha
meyakinkannya untuk dapat menerimaku dengan keadaan ini “Aneh” aku merasa ada
yang ganjil dengan perbuatanku ini, kenapa aku meyakinkan dia? Kenapa aku tidak
ingin dia menjauhiku sedangkan ini khalwat atau salahsatu perbuatan dosa. “Bagaimana
jodohku ya allah? Aku telah meninggalkan orang yang menurutku baik” aku pernah
berfikir demikian, dan aku salah, setelah menyerahkan hati hanya pada allah
insyaallah Ia akan menjaga hati kita, memberikan yang terbaik serta memberikan
kenyamanan yang jauhh lebih nyaman dari jatuh cinta pada manusia.Pada
kenyataannya allah maha benar dari segala kebenaran, tidak akan henti bibir
mengucap kekaguman atas kehendak alah.
Apa yang aku rasakan setelahnya? dan yang kurasakan
saat ini adalah rasa syukur, ternyata allah memberitahukanku bahwa yang
menurutku baik belum tentu terbaik di hadapannya. Allah selalu ingin memberikan
yang terbaik kepada umatnya, entah itu ujian atau nikmat, semua diberikan untuk
kebaikan manusia sendiri, dan allah tidak mendapat keuntungan apapun dari
kebaikannya pada manusia (subhanallah).
Awal Hijrahku karena niat yang salah!, bukan karena
allah melainkan karena sesuatu yang lain dan ternyata allah tidak suka dengan
itu, ia mengingatkanku dengan perlahan bahwa menggantungkan harapan memang
seharusnya hanya pada-NYA.
Islam dan Hijrah membuatku merasakan kenyamanan dan
ketenangan hidup, banyak jawaban yang aku peroleh melalui hijrah, banyak
keajaiban yang aku rasakan melalui hijrah. Alhamdulillah hidupku menjadi lebih
baik dari sebelum-sebelumnya atas izin allah aku masih bisa menuliskan kisahku
untuk sekedar pengingat bahwa aku hanyalah orang yang salah dan sedang bersaha
baik.
KEEP ISTIQOMAH ukh!, buatlah banyak keajaiban untuk
bisa kau tuliskan sebagai kisah untuk mereka kelak, bahwa ada yang lebih buruk dari mereka dan
allah masih tetap menyayangi serta membimbing untuk menuju jannah selama kita
mau berusaha dan selalu menuntut ilmu. Wassalam J